Kepulauan Bangka Belitung Percepat Realisasi PAT melalui Rakor
Dalam upaya percepatan realisasi program penambahan areal tanam melalui kegiatan optimasi lahan, pompanisasi, dan padi gogo, diselenggarakan Rapat Koordinasi di Kabupaten Bangka pada Hari Kamis, 15 Agustus 2024.
Rakor yang diselenggarakan di Ruang Bina Praja Kantor Bupati Kabupaten Bangka dihadiri sekitar 60 peserta dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka (Koordinator BPP, Mantri Tani, dan Penyuluh), dan Babinsa dengan narasumber Edi Romdhoni, S.P., M.M, (Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), drh. Pujo Harmadi, M.P. (Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementan), Hotman Fajar Simanjuntak, S.T., M.M. (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura/PJ PAT Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), Arif Surahman, S.Pi., M.Sc., Ph.D. (Kepala BBPSI Biogen/PJ PAT Kabupaten Bangka), dan Syarli Nopriansyah, S.STP. (Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka).
Mengawali acara Rakor, PJ PAT Kabupaten Bangka menyampaikan bahwa Rakor ini diselenggarakan untuk mendorong peningkatan PAT khususnya di Kabupaten Bangka sehingga target dapat dicapai pada Bulan Agustus-September 2024. “Salah satu solusi dalam mengantisipasi tidak tercapainya target PAT kekurangan realisasi tanam padi sawah adalah dengan substitusi luas tanam padi gogo,” ungkap Arif Surahman.
Syarli mengatakan bahwa budaya masyarakat (petani) Kabupaten Bangka tidak terbiasa membudidayakan padi sawah, mereka terbiasa menanam padi gogo dan berkebun. Meskipun beberapa lahan telah menjadi lahan perkebunan, namun potensi untuk disisipkan padi ladang tetap ada. Saat ini lahan sawah di Kabupaten Bangka mayoritas dalam tahap persiapan tanam.
“Realisasi pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai 95%, benih dan pompa telah tersalurkan, serta dukungan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) menjadi modal untuk memacu peningkatan penambahan areal luas tanam. Optimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk bergerak bersama dengan satu tujuan meningkatkan perluasan areal tanam khususnya di Kabupaten Bangka. Segera melakukan pelaporan, baik penambahan LTT maupun area yang dalam tahap persiapan tanam,” jelas Edi Romdhoni.
“Harus ada upaya mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan capaian di Bulan Agustus 2024. Apabila target PAT 2024 tidak tercapai akan berdampak pada anggaran yang dikucurkan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka,” ungkap Hotman Fajar Simanjuntak.
Inspektur IV, Pujo Harmadi memberi arahan agar peningkatan atau realisasi PAT di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka harus tetap dijalankan, perlu kerja ekstra yang biasanya 100% menjadi 500%. Kabupaten Bangka agar mengoptimalkan segala potensi yang ada termasuk optimalisasi lahan, jangan sampai setelah lahan dibuka kembali menjadi hutan. Optimalkan potensi padi gogo yang menjadi andalan.
Potensi PAT di Desa Puding seluas 150 ha dan telah olah lahan seluas 40 ha. Realisasi akan tercapai di Bulan September 2024 di mana penambahan luas tanam dapat disubtitusi dari padi gogo.
Desa Kemuja memiliki potensi dan target PAT seluas 302 ha, namun demikian hingga akhir Bulan September diperkirakan hanya akan tercapai 150 ha karena lahan sisanya dalam kondisi berat dan setiap tahun kebanjiran sehingga diperlukan alat berat excavator agar lahan bisa ditanami sekitar Bulan Oktober. Desa lain yang memiliki potensi padi gogo adalah Desa Labu Air Pandan seluas 400 ha, Desa Payak Benua seluas 300 ha, Mendo seluas 200 ha, dan PSR 50 ha.
Potensi di Desa Balun Ijuk seluas 42 ha yang masih menunggu ketersediaan benih dan 15 ha pompanisasi. Sedangkan di Desa Saing sudah mulai tanam padi gogo.
“Agar seluruh pihak yang terlibat dapat bersinergi dalam rangka peningkatan PAT di Kabupaten Bangka. Petani harus memulai untuk menghasilkan benih sendiri dan tidak bergantung pada pembelian benih maupun benih bantuan dari pemerintah dan Babinsa agar selalu memantau dan mendampingi di lapangan,” pungkas Inspektur IV.