Jelang Governing Body 10 di Roma, BSIP Sosialisasi ITPGRFA
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) sosialisasikan International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) kepada sejumlah direktorat jenderal lingkup Kementarian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Komisi Daerah Sumber Daya Genetik Provinsi se Indonesia secara daring dan luring di Hotel Permata Bogor, Rabu (8/11/2023).
Sekretaris BSIP yang diwakili oleh Kepala BSIP Biogen, Mastur PhD dalam sambutannya menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara megabiodiversitas yang memiliki keanekaragaman hayati luar biasa banyak. Kekayaan tersebut harus dilindungi, dilestarikan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat sesuai amanat UUD 1945 pasal 33.
“Saat ini Indonesia telah berkomitmen penuh melalui arah kebijakan yang selaras dalam mendukung pemanfaatan, pelestarian, dan perlindungan sumber daya genetik, salah satu implementasi dari komitmen tersebut adalah keikutsertaan Indonesia sebagai anggota ITPGRFA dan telah meratifikasi traktat ITPGRFA, yaitu traktat internasional yang mengatur pelestarian, pemanfaatan, serta pembagian keuntungan yang adil dalam pemanfaatan sumber daya genetik pagan dan pertanian,” jelas Mastur.
Lebih lanjut Mastur mengatakan, dalam melaksanakan amanat Undang-undang nomor 4 tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (Perjanjian internasional mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan Pertanian), Indonesia menjalankan kesepakatan yang tertuang dalam Treaty, dan berpartisipasi aktif dalam berbagai pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh Sekretariat Treaty.
Masih kata Mastur, sosialisasi ini perlu dilakukan mengingat pada 20-24 November 2023 mendatang, Indonesia akan mengirim delegasi untuk menghadiri pertemuan Governing Body (GB)-10 di Roma, Italia yang diselenggarakan oleh sekretariat ITPGRFA. Sehingga perlu adanya diskusi, bertukar informasi, dan menyumbangkan gagasan untuk mengoptimalkan peran Indonesia dalam pengelolaan dan perlindungan sumber daya genetik pagan dan pertanian (SDGPP), yang juga berguna sebagai bahan masukan untuk delegasi Indonesia dalam menyikapi isu-isu penting terkait implementasi traktat internasional, kebijakan-kebijakan yang akan diambil, dan menentukan arah posisi Indonesia pada pertemuan GB-10 di Italia mendatang.
“Saya yakin dengan kerjasama, sinergi, dan koordinasi yang baik antar lembaga dan antar pihak, kita akan mampu menjalankan amanah mengelola SDGPP dengan sebaik-baiknya,” pungkas Mastur dalam sambutannya. (AB)